Persembahan bunga, aroma dupa dan kuil berukir membuat Anda diingatkan mengapa pulau Indonesia ini dijuluki ‘Pulau Dewata.’ Bagi mereka yang belum mengunjungi, Bali mungkin membangkitkan gambar klise kartu pos tropis, tetapi ada begitu banyak jauh lebih penting daripada kehidupan di pantai — dedikasinya pada adat-istiadat Hindu Bali dan kalender ritual yang sibuk berarti naik taksi dapat berakhir dengan memberi Anda kursi baris depan untuk prosesi yang penuh warna. Dengan bangga mengenakan pakaian seremonial, kehangatan dan ketulusan senyum para penduduk desa menghangatkan hati. Sawah hijau yang cenderung penuh perhatian bersaing untuk perhatian Instagram Anda bersama dengan balé pemandangan laut yang jerami dan kolam dramatis yang ditopang di atas lembah sungai. Ini adalah tujuan kontras – hotspot wisata tercekik dengan sepeda motor pada suatu saat, surga hutan yang menyelaraskan Anda dengan alam di waktu berikutnya.
Amankila
Ikuti perjalanan Anda ke pantai timur Bali yang tidak terlalu dieksplorasi dan benar-benar pedesaan; tepat setelah tanda yang hampir tersembunyi untuk Amankila mendorong Anda untuk mematikan jalan, cakrawala berair dramatis muncul. Dengan tanaman hijau membentang bermil-mil di bawah dan pulau Nusa Penida di kejauhan, inilah impian para pelancong surga — sebuah dunia yang jauh dari kemacetan lalu lintas, Seminyak yang dibangun dan Nusa Dua dari sponsor perusahaan judi . Salah satu resor Aman asli, yang namanya berarti “bukit damai,” tetap semenarik dulu.
Six Senses Uluwatu
Dari saat Anda tiba, Anda merasa seperti tertatih-tatih di ujung bumi. Six Senses Uluwatu adalah properti berbentuk kipas yang dibangun menjadi clifftop tinggi di pantai selatan Bali, di belakangnya terdapat kolam untuk mengakhiri semua perdebatan tentang kolam terbaik di dunia, dengan petak air biru tanpa ujung yang memanjang hingga memenuhi langit dan awan . Six Senses adalah pelopor kesehatan dalam industri perhotelan; mengingat bahwa Bali adalah kiblat bagi para pencari kesehatan, mereka membawa permainan-A mereka di sini dengan menu perawatan spa yang panjang, Pemeriksaan Kesehatan yang Terintegrasi, dan kebun dapur organik.
Hotel Tugu Bali
Berjalan ke Hotel Tugu Bali langsung membawa Anda ke Indonesia di masa lalu. Di lobi yang remang-remang, Anda tiba-tiba menyadari Anda sedang berdiri di bawah semacam pagoda kayu berukir besar, yang sebenarnya merupakan aula upacara sakral berusia 150 tahun yang diangkut sepotong demi sepotong dari sebuah desa di Bali tengah. Ini adalah salah satu dari ribuan benda berharga yang pemiliknya, kolektor barang antik Indonesia terbesar di negara ini, telah memasang di sini di tepi pantai Batu Bolong di Canggu. Itu semua adalah bagian dari niat untuk melestarikan budaya Indonesia yang hampir terlupakan (Tugu berarti “monumen”). Dan itu hanyalah puncak gunung es. Kamar-kamar terdiri dari vila-vila yang berbeda, banyak di antaranya didasarkan pada rumah-rumah kayu Jawa, dan masing-masingnya sangat unik. (The Rejang Suite, di lantai atas rumah Jawa, misalnya, memiliki lantai kayu antik yang kaya, tempat tidur empat tiang berukir, sejenis teras pedesaan yang dilapisi dengan jendela kayu dari panel kaca berwarna yang menghadap ke taman. )
Capella Ubud Bali
Satu-satunya tempat peristirahatan mewah di Lembah Keliki, Capella Ubud mudah terlewatkan — hanya yang bermata elang yang dapat melihat atap bernada gelap dari 23 tenda, yang bertengger di petak hutan yang curam di tepi sungai. Jika Anda sangat fokus, Anda mungkin melihat patung-patung monyet dari kuningan di antara semua daun dan dedaunan; mereka adalah petunjuk pertama bahwa desainer imajinatif Bill Bensley telah bermain di sini di pusat rindang Bali. Melangkah ke dalam serambi depan dan Anda akan diangkut kembali ke awal abad ke-19.